Kamis, 24 November 2011

Menulis itu Duniaku



  Menulis bukanlah kegiatan belajar yang hanya berhubungan dengan aktivitas kelas dan sekolah. Di kelas kamu mungkin sering menulis. Tapi jika mengingat awal-awal kamu belajar menulis waktu kecil dulu, setelah dipikir-pikir, sebenarnya menulis bukan bermanfaat untuk tujuan akademik atau persekolahan saja. Menulis adalah kemampuan yang juga kamu pelajari saat pertama kali mengenal huruf dan belajar kata-kata baru. Kata-kata tersebut akan kamu gunakan sepanjang hidupmu, bukan hanya saat di sekolah saja.
  
  Menulis juga merupakan sarana komunikasi. Komunikasi tertulis berbeda dengan komunikasi lisan yang dilakukan dengan mulut. Walaupun sama-sama kegiatan komunikasi, yang misalnya bertujuan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain, tapi menulis memiliki karakteristik tersendiri. Jari-jemari kita dilatih untuk menyusun huruf-huruf menjadi kata, kita menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi karangan. Gerakan tangan saat menulis berbeda dengan mulut saat berbicara. Huruf-huruf perlu kamu tuliskan satu per satu. Hal ini membutuhkan kemampuan verbal tulisan. Tapi bukan berarti untuk bisa menulis, kamu perlu keahlian khusus, lho. Keahlian dasar ini sudah kamu miliki sejak pertama kali belajar menulis dulu. Yang perlu kamu kembangkan sekarang adalah hasrat atau dorongon untuk menulis.

  Teman, pernah enggak kamu merasa malas menyalin tulisan yang ada di papan tulis di kelas? Seakan-akan kegiatan itu kurang bermanfaat, karena kamu keburu malas melihat tulisan yang panjang-panjang dan besar-besar itu. Leher kamu jadi pegal karena harus bolak-balik melihat papan tulis dan buku secara bergantian. Belum lagi karena tulisan di papan tulis itu kurang jelas dan susah dibaca. Seandainya papan tulis itu bisa difotocopy saja, tentu akan lebih mudah jadinya.


   Tapi kamu perlu tahu, bahwa kegiatan ini dapat merangsang otak kamu untuk peka mengenali huruf dan tulisan. Tangan kamu pun akan lebih tertarik untuk menggoreskan pena saat menulis.
Kamu pun jadi lebih peka pada isi bacaan, karena sambil menulis, otomatis kamu akan membaca juga. Kadang permasalahan dalam menulis terjadi pada orang-orang yang sudah lama tidak memegang pena atau pensil saat menulis, misalnya karena mereka terbiasa membuat tulisan dengan cara mengetik. Mereka akan kesulitan menulis dengan pensil atau pena, dan tulisan mereka akan berantakan. Mengapa ini terjadi? Karea otot-otot jemari mereka menjadi kaku. Kelenturan otot jemari harus tetap dipelihara, yaitu dengan cara menulis.

  Jika kamu berpikir bahwa menulis salinan itu membosankan, tulislah sesuatu yang datang dari hatimu sendiri. Misalnya dengan menulis coret-coretan sambil lalu. Kegiatan menulis hampir sama dengan melukis. Ia dapat meningkatkan kesadaran otak kananmu. Jika suatu saat kemu merasa bosan, mungkin kamu pernah secara tidak sadar menggoreskan pulpenmu membuat gambar bentuk atau coretan-coretan yang tidak kamu mengerti. Atau mungkin saat menerima telepon, jarimu mencoret-coret buku telepon dengan gambar-gambar abstrak. Kegiatan ini bukan tidak ada maknanya. 

Umumnya orang melakukan ini karena memang kegiatan tersebut dapat meningkatkan konsentrasi, terutama saat mendengarkan. Saat tidak ada objek visual yang dilihat mata, dan telinga harus terus berkonsentrasi mendengarkan, kadang mata kita tetap memerlukan stimulasi gerakan untuk tetap fokus sama halnya dengan menulis. Saat dikelas, cobalah hal berikut. Saat guru menerangkan, jangan fokuskan matamu untuk melihat guru berbicara. Sebaliknya serta telingamu untuk berkonsentrasi pada suaranya saja. Sementara itu jari tanganmu terus menuliskan apa yang kamu dengar. Dengan cara ini kamu akan lebih mudah menyerap pelajaran. Dan, tentunya membiasakan diri menulis. Tulisannya acak-acakan karena gurunya bicara cepat sekali? Ya tidak apa-apa. Kamu memang tidak perlu menuliskan semuanya. Tapi dengan menulis kata-kata kuncinya atau sambil menggambar bagan kerangka berpikir, kamu akan lebih mudah mengingat apa yang gurumu ucapkan. 


Kamu bisa menulisnya dengan bahasamu sendiri, tidak harus sama persis dengan yang diucapkan gurumu. Dengan cara ini, kecerdasan verbal tulisanmu akan mengikat, lho!!! Jadikanlah menulis sebagai kegiatan sehari-harimu. Selain menulis catatan pelajaran kamu juga bisa menuliskan komentar atau pendapatmu sendiri tentang pelajaran yang kamu dapat hari itu. Tulislah semacam catatan pribadi dengan bahasamu sendiri. 


Menulis memang kegiatan yang menyenangkan jika kamu melakukannya untuk tujuan-tujuan yang telah kamu mengerti manfaatnya. 
   
^_^ Semoga bermanfa'at Kawan.....